Bismillahirrahmanirrahim...
Alhamdulillah, Ramadhan semakin hari semakin berlalu meninggalkan kita umat yang amat berharap padanya untuk menambah saham akhirat. Rugilah bagi mereka dengan rela membiarkan hari-hari dalam bulan yang penuh kemuliaan ini dengan melekakan diri mereka terhadap urusan dunia yang tidak menjamin apa-apa tanpa peduli pada hikmah dan fadhilat yang tiada terhitung dengan mata tetapi perlu direnung dengan mata hati...
Pandangan mata selalu menipu,
Pandangan akal selalu tersalah
Pandangan nafsu selalu melulu
Pandangan hati itu yang hakiki
Kalau hati itu bersih...
Dengan hati yang bersih, maka marilah mengamati sebuah kisah mendidik jiwa. Sebuah kisah kemuliaan Nabi Muhammad saw yang tercinta ketika ia berhadapan dengan seorang pengemis Yahudi buta yang selalu menghinanya.
Alkisahnya, hiduplah di sudut pasar Madinah Al-Munawarah seorang pengemis Yahudi buta hari demi ia lalui dengan selalu berkata "Wahai saudaraku jangan dekati Muhammad, dia itu orang gila, dia itu pembohong, dia itu tukang sihir, apabila kalian mendekatinya kalian akan dipengaruhinya".
Setiap pagi Rasulullah saw mendatanginya dengan membawa makanan, dan tanpa berkata sepatah kata pun Rasulullah saw menyuapi makanan yang dibawanya kepada pengemis itu walaupun pengemis itu selalu berpesan agar tidak mendekati orang yang bernama Muhammad. Rasulullah saw melakukannya hingga menjelang Baginda saw wafat. Setelah kewafatan Rasulullah tidak ada lagi orang yang membawakan makanan setiap pagi kepada pengemis Yahudi buta itu.
Suatu hari Abu Bakar r.a berkunjung ke rumah anaknya Aisyah r.ha. Beliau bertanya kepada anaknya, "anakku adakah sunnah kekasihku yang belum aku kerjakan", Aisyah r.ha menjawab pertanyaan ayahnya, "Wahai ayah engkau adalah seorang ahli sunnah hampir tidak ada satu sunnah pun yang belum ayah lakukan kecuali satu sunnah saja". "Apakah itu?",tanya Abu Bakar r.a. Setiap pagi Rasulullah saw selalu pergi ke hujung pasar dengan membawakan makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta yang berada di sana", kata Aisyah r.ha.
Keesokan harinya Abu Bakar r.a. pergi ke pasar dengan membawa makanan untuk diberikannya kepada pengemis itu. Abu Bakar r.a mendatangi pengemis itu dan memberikan makanan itu kepada nya. Ketika Abu Bakar r.a. mulai menyuapinya, si pengemis marah sambil berteriak, "siapakah kamu ?". Abu Bakar r.a menjawab, "aku orang yang biasa". "Bukan !, engkau bukan orang yang biasa mendatangiku", jawab si pengemis buta itu. Apabila ia datang kepadaku tidak susah tangan ini memegang dan tidak susah mulut ini mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tapi terlebih dahulu dihaluskannya makanan tersebut dengan mulutnya setelah itu ia berikan pada ku dengan mulutnya sendiri", pengemis itu melanjutkan perkataannya.
Abu Bakar r.a. tidak dapat menahan air matanya, ia menangis sambil berkata kepada pengemis itu, aku memang bukan orang yang biasa datang padamu, aku adalah salah seorang dari sahabatnya, orang yang mulia itu telah tiada. Ia adalah Muhammad Rasulullah saw. Setelah pengemis itu mendengar cerita Abu Bakar r.a. ia pun menangis dan kemudian berkata, benarkah demikian?, selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya, ia tidak pernah memarahiku sedikitpun, ia mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi, ia begitu mulia.... Pengemis Yahudi buta tersebut akhirnya bersyahadah di hadapan Abu Bakar r.a.
Subhanallah...Kutiplah mutiara hikmah dari kisah tersebut. Setiap perbuatan dan perlakuan kurang menyenangkan yang dilakukan orang lain terhadap kita bukanlah suatu alasan bagi kita untuk memusuhi orang tersebut, Allah swt telah berfirman, lebih kurang berbunyi :Berdakwahlah ke jalan tuhanmu dengan hikmah dan nasihat yang baik dan lawanlah mereka yang tidak menyukaimu dengan cara yang baik pula. Wallahu’alam bissawwab...
salam. permission nk share kisah teladan ni :)
ReplyDelete